Selasa, 20 Desember 2016

KU SEBUT NAMAMU, KI HAJAR DEWANTARA



Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Suryaningrat, lahir di Yogyakarta 2 Mei 1889. Beliau adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Beliau juga pendiri perguruan Taman Siswa. Suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi. Tanggal kelahiran nya yaitu 2 Mei, kini diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaan nya, “ Tut Wuri Handayani” menjadi slogan Departemen Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda) kemudian sempat melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Doktor Bumiputra), tetapi tidak sampai tamat karena sakit. Beliau kemudian bekerja sebagai penulis dan wartawan di berbagai surat kabar. Hasil tulisannya komunikatif dengan semangat antikolonial. Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, Beliau juga aktif dalam organisasi sosial danpolitik sejak berdirinya Budi Utomo. Ki Hajar Dewantara juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multi etnik yang didominasi  kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda atas pengaruh Ernest Douwes Dekker, ketika Douwes Dekker mendirikan Indische Partij.
Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo, ketiga tokoh ini terkenal sebagai “Tiga Serangkai”. Semboyan dalam sistem pendidikan yang digunakan kini dikenal di kalangan pendidik Indonesia. Secara utuh semboyan itu dalam bahasa Jawa yang berbunyi “ Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani ”, di depan menjadi teladan, di tengah membangun, di belakang mendukung. Semboyan ini masih tetap digunakan dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di Perguruan Taman Siswa. Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia. Pada tahun 1957, Beliau mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr. HC) dari universitas tertua di Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, beliau dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959). Ki Hajar Dewara tutup usia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar