Kamis, 22 Desember 2016

TIPS MASAKAN

SATE JAMUR TIRAM
Bahan :
Ø  250 gram jamur tiram, suwir-suwir,rebus sebentar
Ø  3 siung bawang putih, haluskan
Ø  200 gram kacang tanah, goreng, haluskan
Ø  200 ml air
Ø  3 lembar daun jeruk
Ø  10 sdm kecap manis
Ø  50 gram gula jawa
Ø  1 sdt garam
Ø  Tusuk sate
Cara membuat :
1.    Tumis bawang putih hingga harum, tambahkan air, gula jawa, garam, daun jeruk.
2.    Masukkan kacang tanah yang telah dihaluskan, aduk rata. Tambahkan kecap manis.
3.    Masukkan jamur tiram. Aduk sampai air meresap.
4.    Tusuk jamur dengan tusukan sate.
5.    Bakar hingga matang.
6.    Sajikan dengan sambal kecap.

CABE ISI DAGING
Bahan :
ü  200 gram kentang, kupas
ü  3 siung bawang putih tumis
ü  3 buah bawang merah tumis
ü  150 gram daging giling
ü  10-12 cabe merah besar, belah sedikit bagian tengahnya, keluarkan isinya
ü  1 sdt merica bubuk tumis
ü  ½ sdt garam atau sesuai selera
ü  Minyak goreng secukupnya
Cara membuat :
1.    Potong-potong kentang, kemudian goreng sampai matang dan haluskan bersama bawang merah dan bawang putih.
2.    Tambahkan juga daging giling, merica bubuk dan garam.
3.    Siapkan cabe merah, isi dengan adonan daging, kemudian ikat dengan tali rafia.
4.    Panaskan minyak diatas api sedang, goreng cabe isi daging sampai matang.
5.    Angkat dan tiriskan. Buang talinya.
6.    Siap disajikan.

SENDANG KEBAGUSAN SENUKO




Obyek wisata di Yogyakarta sangat banyak dan beragam, mulai dari wisata pantai, wisata pegunungan, wisata kuliner, wisata sejarah hingga wisata yang berbau mistis.salah satunya obyek wisata Sendang Kebagusan Senuko yang berada di Dusun Senuko, Kelurahan Sidoagung, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Sendang tersebut terletak di sebelah selatan makam seorang keturunan Kasultanan Mataram yang bernama Kyai Raden Bagus Kemuning Khasantuka. Konon Sendang Kebagusan tersebut merupakan peninggalan beliau.
Kyai Raden Bagus Kemuning Khasantuka merupakan putra dari Sunan Amangkurat Mas atau Sunan Amangkurat III (1703/1708) yang bertahta di Mataram Kartasura. Kyai Raden Bagus Kemuning Khasantuka juga termasuk cucu dari Sultan Ageng Hanyokrokusumo, pendiri Kasultanan Mataram. Kyai Raden Bagus Kemuning Khasantuka masih satu trah dengan pimpinan Pondok Pesantren Watu Congol, Magelang.
Menurut juru kunci Sendang Kebagusan tersebut, dahulunya sendang ini merupakan mata air yang digunakan untuk berwudhu Kyai Raden Bagus sebelum beliau melaksanakan sholat lima waktu. Sendang Kebagusan memiliki ukuran 4x5 meter, dinding sendang dibuat dari pasangan batu bata yang dilapisi semen. Sendang ini dilengkapi dengan toilet di sebelah barat dan dilengkapi dengan tempat istirahat berupa bangunan tanpa dinding di sebelah timur. Sendang Kebagusan ini juga dilengkapi dengan tempat parkir yang luas di sebelah selatan.
Sendang Kebagusan tersebut dianggap mempunyai kekuatan spiritual yang tinggi, selain digunakan dalam keperluan sehari-hari, sendang ini juga dapat menyembuhkan penyakit. Anggapan mengenai kekuatan sendang tersebut menjadikan wisatawan dari berbagai kota datang hanya sekedar mandi di Sendang Kebagusan ini, apalagi pada Malam Jum’at, Malam 1 Muharram, dan Malam 10 Muharram banyak orang berbondong-bondong untuk mandi maupun meditasi, berziarah di Makam Kyai Raden Bagus Kemuning Khasantuka ini.
Berbicara mengenai hal mistis sangat erat kaitannya dengan suatu kepercayaan masyarakat, sebagai umat Islam yang beragama, tentu saja mempunyai kepercayaan tersendiri mengenai hal ini, hanya saja tergantung bagaimana sikap kita dalam menanggapinya. Setiap sesuatu di dunia ini entah kehidupan manusia maupun benda-benda yang terbilang keramat, makam ataupun sendang pasti mempunyai  kekuatan tersendiri dan itu sudah tidak bisa dipungkiri dan juga hal-hal mistis tidak dapat dihilangkan dari kehidupan manusia. Jangan sampai kita sebagai umat beragama, terjerumus dalam perilaku syirik, perilaku dimana kita menyekutukan Allah SWT yang dapat merusak akidah seseorang karena terpengaruh problematika kepercayaan yang hanya setengah-setengah. Maka dari itu, kita harus senantiasa menjaga ketauhidan kita, jangan sampai ternoda dengan hal-hal yang mengacu pada kemusyrikan.



MITOS ALUN-ALUN KIDUL YOGYAKARTA




Obyek wisata di Yogyakarta sangat lah banyak dan mempunyai kepercayaan mistis tertentu di kalangan masyarakat. Salah satunya obyek wisata Alun-Alun Kidul yang terletak di selatan Pendopo Sasana Hinggil Dwi Abad. Dahulu Alun-Alun Kidul merupakan bagian dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, kini sudah menjadi tempat terbuka untuk umum. Pada bagian tengah alun-alun terdapat dua buah pohon beringin yang cukup tua dan keduanya dibatasi oleh pagar benteng yang kokoh. Pohon beringin kembar tersebut terkenal dengan permainan “MASANGIN” yang artinya masuk diantara dua pohon beringin. Permainan ini dilakukan dengan berjalan menjauhi pohon beringin kembar itu dengan jarak kurang lebih 100 meter dekat Pendopo Sasana Hinggil, kemudian kita menghadap kearah pohon beringin kembar tersebut dalam kondisi mata tertutup menggunakan kain hitam yang banyak di tawarkan oleh para pedagang. Menurut kepercayaan masyarakat, barang siapa yang berhati bersih dan suci, orang tersebut berhasil melewati tepat ditengah antara kedua pohon beringin kembar tersebut dengan posisi lurus tanpa berbalik arah, maka segala permohonan maupun permintaan akan terkabul. Kepercayaan mengenai permainan masangin ini telah menyebar luas baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Banyak dari mererka yang berbondong-bondong datang hanya sekedar mencoba permainan ini. Tak banyak dari mereka yang berhasil dalam permainan ini.
Dari cerita yang beredar permainan ini mengandung mitos dan legenda pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono yang mempunyai seorang putri cantik jelita yang akan dipinang oleh seorang pemuda, namun putri tersebut tidak begitu menyukai calon yang akan meminangnya maka sang putri memberikan tantangan, jika ingin menikah dengannya maka pemuda itu harus berjalan dengan mata tertutup dari Pendopo yang berada di sebelah utara Alun-Alun Kidul melewati celah dua pohon beringin kembar tepat ditengah dan berakhir di Pendopo yang berada di sebelah selatan Alun-Alun Kidul. Dan apa yang terjadi, ternyata pemuda itu gagal dalam tantangan nya. Kemudian Sultan memberikan sabda nya barang siapa yang mampu melewati pohon beringin kembar tersebut adalah pemuda yang berhati suci dan tulus yang nantinya akan dinikahkan oleh Sang putri. Entah sudah berapa banyak pemuda yang mencoba menaklukan tantangan tersebut namun gagal, hingga pada akhirnya datang seorang pemuda dari Siliwangi yang mampu melewati pohon beringin kembar tersebut. Disandinglah sang putri, dan kemudian secara tidak langsung terjalinlah politik antara Kerajaan Mataram dan Kerajaan Siliwangi.
Selain itu mitos lain berkembang seputar pohon beringin kembar di Alun-Alun Kidul adalah hubungan dengan pantai selatan atau dikenal dengan Segoro Kidul. Ada masyarakat yang menyebutkan jika pohon beringin kembar merupakan pintu gerbang ke pantai selatan. Menurut pandangan masyarakat, Keraton Ngayogyakarta memang memiliki hubungan dengan Nyi Roro Kidul, penguasa pantai selatan. Maka dari itu banyak yang meyakini bahwa dahulu orang-orang yang hendak berbuat jahat ke Keraton akan kehilangan kesaktiannya setelah melewati pohon beringin kembar tersebut. Sehingga Keraton tetap aman hingga sekarang. Bahkan banyak masyarakat menganggap bahwa pohon beringin kembar adalah jimat khusus sebagai penangkal bagi keamanan Raja dan Keraton.
Berbicara mengenai mitos sangat erat kaitannya dengan suatu kepercayaan masyarakat, sebagai umat Islam yang beragama, tentu saja mempunyai kepercayaan tersendiri mengenai mitos ini, hanya saja tergantung bagaimana sikap kita dalam menanggapinya. Setiap sesuatu di dunia ini entah kehidupan manusia maupun benda-benda yang terbilang keramat, apalagi pohon tua pasti mempunyai  kekuatan tersendiri dan itu sudah tidak bisa dipungkiri dan juga hal-hal mistis tidak dapat dihilangkan dari kehidupan manusia. Ambil saja hikmah dari mitos ini jangan sampai kita sebagai umat beragama, terjerumus dalam perilaku syirik, perilaku dimana kita menyekutukan Allah SWT dengan hal-hal yang diyakini dapat memberikan segala sesuatu yang diharapkan manusia untuk mendapatkan keberkahan. Maka dari itu, kita harus senantiasa menjaga ketauhidan kita, jangan sampai ternoda dengan hal-hal yang mengacu pada kemusyrikan.